UPACARA ADAT JAWA BEKAKAK GAMPNG YOGYAKARTA


upacara adat jawa saparan bekakak di desa gamping, ambarketawang, sleman, yogyakarta adalah upaacara adat yang di lakukan secara turun temurun oleh masyarakat di desa gamping. acara adat ini berawal dari zaman pemerintahan sultan yang pada saat itu mataram pecah menjadi dua antara kraton solo dan kraton jogja. pada saat itu sultan kraton jogjakarta menetap dan membangun kraton sementara di daerah gunung gamping(desa ambarketawang). setelah itu sultan pindah dari daerah gamping ke daerah keraton yang ditempat tinggali sampai sekarang. tetapi awal cerita adanya acara adat bekakak bukan dari sultan tetapi dari abdi dalem kraton yogyakarta dan keluarganya  yang tinggal menetap di goa gunung gamping. abdi dalem ini bernama Ki wirosuto dan Nyai wirosuto beserta kedua anaknya. suaatu hari Ki wirosuto beserta

keluarganya sedang makan pagi, tiba-tiba goa gunung gamping runtuh. masyarakat yang berada di sekitar gunung gamping mencari keluarga Ki wirosuto di dalaam goa tersebut, tetapi masyarakat tidak menemukanya. setelah beberapa tahun sultan memerintahkan kepada masyarakat gampng untuk memperingati jasa Ki wirosuto dan keluarganya dengan menganakan upacara bekakak yang berlangsung sampai saat ini. pada jaman penjajahan belanda gunung gamping di tambang batu kapurnya, setelah kemerdekaan universitas-universitas berusaha melindungi gunung gamping yang pada saat itu tinggal sedikit. akhirnya masyarakat sadar dan melakukan upacara ini. adat ini juga sebenarnya adalah suatu cara untuk menghentikan dari penambangan tetapi penambangan baaru bisa terhenti pada zaman setelah kemerdekaan.
Pelaksanaan upacara ritual bekakak ini dilaksanakan pada hari jumat antara anggal 10 hingga 20 dalam bulan sapar tiap tahunnya. Pelaksanaan ritual ini pun terbagi dalam beberapa tahap, yang pertama yakni midodareni pengantin bekakak, yang kedua kirab bekakak, dan yang ketiga adalah penyembelihan pengantin bekakak serta sugengan ageng. 
Biasanya pembuatan patung pengantin bekakak tersebut dimulai 2 hari sebelum kirab , dengan para kaum wanita yang menyiapkan bahan sedangkan kaum pria atau laki laki yang membuat patung tersebut. Pada malam midodareni ini masyarakat tirakat dengn menggelar ketoprak atau wayang orang.

Pada keesokan harinya tepatnya pukul 14.00 WIB dua pengantin bekakak tersebut diarak menuju Gunung Gamping dan satunya adalah gunung gong. Di dua tempat berbeda tersebut patung pengantin bekakak tersebut disembelih, kemudian tubuh patung bekakak di perebutkan kepada para pengunjung yang datang hal ini masyarakat masih percaya dengan memperebutkan bagian dari pengantin bekakak tersebut sebagai tradisi ngalap berkah. pada jaman sekarang upacara ini sudah mengalami banyak kemajuan dari masyarakat yang kreatifitasnya lebih baik, sehingga upacara bekakak sekarang ini sudah tambah menarik.

inilah vidio mengenai malam penjemputan pengantin atau biasa di sebut malam widodaren oleh orang jawa di acara bekakak saparan di desa gamping,ambarketawang,sleman DIY. ini adalah suatu acara yang di lakukan setiap satu tahun sekali di bulan sapar( kalender bulan jawa).


 
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ORGANISME PENGANGGU PADA TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA

MENANAMKAN RASA NASIONALISME